Perbandingan Efektivitas Antibiotik Terhadap Durasi Terapi Demam Tifoid
Abstract
Demam tifoid merupakan penyakit yang sering terjadi di Indonesia, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui jalur fecal-oral. Prevalensi demam tifoid di Indonesia mencapai 1,60%, dengan prevalensi tertinggi pada anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun karena kebiasaan jajan sembarangandan kurangnya perhatian terhadap kebersihan diri . Pengobatan demam tifoid melibatkan pemberian antibiotik yang tepat dan perawatan suportif. Studi ini bertujuan untuk menganalisisefektivitas antibiotik dalam mengurangi durasi terapidemam tifoid, dengan fokus pada antibiotik seperticeftriaxone, cefotaxime, azithromycin, ciprofloxacin, kloramfenikol, dan tiamfenikol. Metode yang digunakan dalam penelitian initermasuk dalam jenis penelitian systematics literature review. Penelitian menunjukkan bahwa ceftriaxone lebih efektif dari pada kloramfenikol dalam mengatasi demam tifoid, dan kombinasi antibiotik seperti tiamfenikol dan ceftriaxone dapat mengurangi lama rawat inap. Azitromisin juga efektif untuk kasus tanpa komplikasi. Penggunaanantibiotik yang tepat penting untuk mengurangi case fatality rate. Terapi kombinasi dapat memperluas spektrumaktivitas antimikroba dan mencegah resistensi. Studi ini memberikan wawasan tentang pengobatan demam tifoiddengan antibiotik yang efektif, seperti ceftriaxone, azithromycin, dan kombinasi antibiotik tertentu. Pentingnya edukasi tentang kebersihan pribadi dan lingkungan juga disorot untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Dengan pemahaman yang lebih baiktentang efektivitas antibiotik dalam pengobatan demam tifoid, diharapkan dapat meningkatkan penanganan kasusdemam tifoid dan mengurangi dampak negatifnya.Kata kunci: Demam tifoid, Lama pengobatan, Terapi antibiotik, Efikasi obat, dan Efektivitas perbandingan