Pemikiran Al Ghazali Dalam Penentuan Nilai Keuntungan (Margin)

Abstract

Pemikiran Al-Ghazali dalam penentuan nilai keuntungan (margin) membahas konsep fundamental dalam bisnis dan ekonomi, khususnya dalam konteks Islam. Margin, sebagai selisih antara harga jual dan biaya produksi, menjadi fokus utama dalam motivasi bisnis. Al-Ghazali, seorang pemikir besar dalam ekonomi Islam pada abad ke-11, menekankan pentingnya keadilan, kedamaian, dan stabilitas dalam praktik ekonomi yang sejalan dengan tugas sosial yang ditetapkan oleh Allah. Melalui karya-karyanya seperti Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menguraikan prinsip-prinsip etika bisnis Islam, termasuk keberkahan usaha, transparansi, kejujuran, dan keadilan dalam setiap transaksi. Peran negara juga diakui sebagai penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi. Dengan demikian, pemikiran Al-Ghazali memberikan pandangan komprehensif tentang bagaimana menentukan margin keuntungan dengan memperhatikan nilai-nilai moral dan spiritual dalam bisnis Islam. Meskipun tantangan dalam menerapkan pemikiran Al-Ghazali dalam era modern seperti persaingan global dan kompleksitas pasar, prinsip-prinsip etis yang diajarkan oleh Al-Ghazali tetap relevan dan dapat menjadi panduan berharga bagi para pelaku bisnis. Dengan menjaga keseimbangan antara keuntungan materiil dan keberkahan spiritual, serta memperhatikan keadilan dan kepatutan dalam setiap transaksi, bisnis dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan mencapai tujuan yang lebih mulia dalam menjalankan aktivitas ekonomi.