Interaksi Parasosial Di Twitter Dan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Penggemar Seventeen (CARAT)
Abstract
Adanya perkembangan teknologi dan informasi yang semakin memudahkan para penggemar dalam mengakses berbagai informasi tentang idolanya. Salah satu media sosial yang digunakan para penggemar untuk berinteraksi dengan idolanya adalah Twitter. Berinteraksi di media sosial dengan para idola agar para penggemar merasa terhubung dan memiliki kedekatan yang terkesan personal meskipun interaksi tersebut terjadi secara virtual dan hanya satu arah, inilah yang disebut dengan interaksi parasosial. Interaksi semu dengan idola melalui media sosial dapat menciptakan ikatan emosional antara idola dan penggemarnya, hal ini dapat memotivasi penggemar untuk mengeluarkan uang untuk mendukung idolanya seperti membeli merchandise, album, tiket konser, atau barang-barang branded yang dikenakan oleh idolanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketertarikan tugas, ketertarikan identifikasi, dan ketertarikan romantis dalam interaksi parasosial di Twitter dan perilaku konsumen di kalangan remaja penggemar boy band Seventeen. Teori yang digunakan adalah teori kegunaan dan akibat. Teori kegunaan dan efek mengasumsikan bagaimana individu mendapatkan banyak efek dari penggunaan media. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner. Sampel penelitian terdiri dari 100 remaja penggemar Seventeen dengan teknik pengambilan sampel probabilitas menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi parasosial di Twitter dengan perilaku konsumen di kalangan remaja penggemar boy band Seventeen dengan nilai (rs = 0,300). Dan terdapat hubungan antara ketertarikan terhadap tugas dengan hubungan yang signifikan (rs = 0,277), tidak ada hubungan antara ketertarikan terhadap identifikasi dan hubungan yang tidak signifikan (rs = 0,82), dan terdapat hubungan antara ketertarikan romantis dengan hubungan yang signifikan. (rs = 0,274) dengan perilaku konsumen di kalangan remaja penggemar boy band Seventeen.
References
Abidin, Z., Tayo, Y., & . M. (2018). Fanaticism of a Korean Boy Band, “Shinee” as Perceived by K-Popers “Shinee World Indonesia” in Karawang Regency. International Journal of Engineering & Technology, 7(3.30), 74. https://doi.org/10.14419/ijet.v7i3.30.18159
Alfirahmi. (2019). FENOMENA KOPI KEKINIAN DI ERA 4.0 Ditinjau dari Marketing 4.0 dan Teori Uses and Effect. Jurnal Lugas, 24(1), 24–32. http://ojs.stiami.ac.id
Astasari, A. R., & Sahrah, A. (2006). Hubungan Antara Konformitas dengan Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja Putri.
Harrington, C. L. (2007). Fandom: Identities and Communities in a Mediated World (J. Gray & C. Sandvoss, Eds.). New York University Press. https://pure.hud.ac.uk/en/publications/fandom-identities-and-communities-in-a-mediated-world
Hartmann, T., & Goldhoorn, C. (2011). Horton and Wohl Revisited: Exploring Viewers’ Experience of Parasocial Interaction. Journal of Communication, 61(6), 1104–1121. https://doi.org/10.1111/j.1460-2466.2011.01595.x
KumparanK-POP. (2017). Fanatisme Fans K-Pop: Candu dan Bumbu Remaja. Kumparan. https://kumparan.com/kumparank-pop/fanatisme-fans-k-pop-candu-dan-bumbu-remaja/full
Nur’afifah, O., Farida, N., & Lestari, F. D. (2019). PARASOCIAL INTERACTION ON SOCIAL MEDIA: CAN IT AFFECT PARASOCIAL RELATIONSHIP? Jurnal InterAct, 8(2), 24–35.
Stever, G. S. (2013). Mediated vs. parasocial relationships: An attachment perspective. Journal of Media Psychology, 17(3), 1–31.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam iklan: meneropong imbas pesan iklan televisi. Alfabeta.
Webster, P. (2019). Parasocial Relationships and New Media.
