Perjalanan Politik Hukum Pertanahan Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Kepemilikan Hak Atas Tanah Masyarakat Indonesia
Abstract
Land provides a means of livelihood as it embodies the spirit of dignity, prosperity, sanctity, and even power. As a result, everyone strives hard to obtain and maintain land, both individually and as a society. Recognizing the importance of land ownership to every individual, the state mandates the leaders of the Republic of Indonesia based on Article 33, paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia to regulate the utilization of natural resources, especially land, in order to improve the prosperity of all Indonesian people. This mandate is regulated in Article 33, paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia as the basis and guiding principle for the politics of land and other natural resources. These requirements are eventually translated into Law Number 5 of 1960 concerning Basic Agrarian Regulations, commonly known as the Basic Agrarian Law, with a consistent and progressive spirit (UUPA). The purpose of this research is to understand the political and legal journey of land in Indonesia and to determine the legal certainty of land politics in providing protection for land ownership rights of Indonesian society. This research is a normative study with a legislative and conceptual approach. The data collection technique in this research is carried out through literature review (library research).
References
Arianta, K., Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N. P. R. (2020). Perlindungan Hukum Bagi Kaum Etnis Rohingya Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia Internasional. Jurnal Komunitas Yustisia, 3(2), 166–176.
Benuf, K., & Azhar, M. (2020). Metodologi Penelitian Hukum sebagai Instrumen Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer. Gema Keadilan, 7(1), 20–33.
Faisal, F. (2019). Eksistensi Pengadilan Hak Asasi Manusia Terhadap Penegakan Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Peradilan. Gorontalo Law Review, 2(1), 33–48.
Herlijanto, J. (2004). The May 1998 Riots and the Emergence of Chinese Indonesians: Social Movements in the Post-Soeharto Era. Th Conference of International Association of Historians of Asia (IAHA), Academia Sinica, Taipei, Taiwan, 6–10.
Hikmawati, C. L. (2017). Opresi Berlapis Perempuan Etnis Tionghoa: Pemerkosaan Massal Terhadap Perempuan Etnis Tionghoa dalam Tragedi Mei 1998 di Jakarta. Jurnal Politik, 2(2), 337–364.
Hutahaean, J. (2014). Dampak Kerusuhan Mei 1998 Terhadap Pengu-Saha Etnis Tionghoa Di Petukangan Jakarta Tahun 1998-2003. Journal of Indonesian History, 3(1).
Kahmad, D. (2013). Multikulturalisme Islam dan Media, (1st ed.). Pustaka Djati.
Kesuma, F. A. S., & Darmawan, F. (2019). Representasi Tragedi Kerusuhan Mei 1998 Dalam Foto “Jakarta, Mei 1998.”
Kusumaatmadja, S. (2007). Politik dan Hak Minoritas,. Koekoesan.
Lubis, Todung M. 1982. Politik Hukum di Dunia Ketiga Studi Kasus Indonesia. Jurnal Prisma Edisi Negara dan Pembangunan.
Mahanani, A. E. E. (2014). Peranan Politik Hukum dalam Upaya Kodifikasi dan Unifikasi Hukum guna Pembangunan Hukum Nasional yang sesuai dengan Pancasila serta Prinsip Kebhinekaan di Indonesia. RES PUBLICA, 1(1), 24–41.
Mediawati, D. (2019). Konflik Antar Etnis Dan Upaya Penyelesaian Hukumnya. Khazanah Hukum, 1(1), 36–49.
Mir’atul, N. M. (2019). Penghapusan terhadap Diskriminasi Ras dan Etnis Menurut UndangUndang No. 40 Tahun 2008. Universitas Bojonegoro.
Mundhe, R. (2020). Legal Policy On Rights and Issues of Refugees in India. Khazanah Hukum, 2(3), 131–139.
Natsir, Mohammad. Capita Selecta 1. Jakarta. Bulan Bintang.
Nasution, A. R. (2018). Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM Berat melalui Pengadilan Nasional dan Internasional serta Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Jurnal Mercatoria, 11(1), 90–126.
Omaka, A. O. (2014). The forgotten victims: Ethnic minorities in the Nigeria-Biafra war, 1967- 1970. Journal of Retracing Africa, 1(1), 25–40.
Pakpahan, Z. A. (2017). Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran HAM di Indonesia Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM. Jurnal Ilmiah Advokasi, 5(1), 106–125.
Pramono, A. (2018). Ideologi dan Politik Hukum Pancasila. Gema Keadilan, 5(1), 74–84.
Putro, Y. A., Atmaja, H. T., & Sodiq, I. (2017). Konflik Rasial Antara Etnis Tionghoa Dengan Pribumi Jawa di Surakarta Tahun 1972-1998. Journal of Indonesian History, 6(1).
Radjab, S. (2018). Politik Hukum Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat di Era Pemerintahan Jokowi-JK. Jurnal Politik Profetik, 6(2), 151–172.
Risdianto, D. (2017). Perlindungan Terhadap Kelompok Minoritas Di Indonesia Dalam Mewujudkan Keadilan dan Persamaan Di Hadapan Hukum. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 6(1), 125–142.
Sibuea, H. P. (2017). Rezim Otoriter dalam Bingkai Konstitusi Demokrasi. IUS CONSTITUTUM, 1(1).
Sirait, B. C. (2019). Ancaman Diskriminasi Minoritas dan Hilangnya Multikulturalisme Di Indonesia: Studi Kasus Penutupan Gki Yasmin Bogor. Politika: Jurnal Ilmu Politik, 10(2), 28–39.
Shidarta (ed.), Mochtar Kusuma-Atmadja dan Teori Hukum Pembangunan Eksistensi dan Implikasi. 2012. Jakarta. HuMa dan Epistema Insititute.
Sopiana, M. (2019). Kedudukan International Crimnal Court (ICC) Dalam Mekanisme Hukum Humaniter Internasional Menurut Statuta Roma 1998 Tentang Mahkamah Pidana Internasional. Universitas Islam Riau
Soepomo. (1981). Sejarah Politik Hukum Adat. Jakarta. Pradnya Paramita.
Ufran, U. (2019). Penyelesaian Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat Melalui Mekanisme Pengadilan Nasional dan Pengadilan Pidana Internasional. Jurnal IUS Kajian Hukum Dan Keadilan, 7(1), 170–181.
Winjosoebroto, Soetandyo. (2011). Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional. Jakarta. KITLV dan HuMa.